Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerita Raden Sukat Jama Raden Gayung


Cerita rakayat Raden Sukat jama Raden Gayung. Cerita rakyat daerah lampung ini kami himpun dari berbagai sumber, Jika ada salah dalam penulisan mohon disampaikan kritik di menu kontak kami. (referensi foto flickr)

Sejarah Raden Sukat dan Raden Gayung Lampung

Pada zaman dahulu, sekitar tahun 1600 M. Cerita ini berawal dari desa yang berada di daerah Panjang, tiap-tiap desa yang ada di sana di atur oleh penjajah.

Namun masih ada desa yang di atur oleh pimpinan adat setempat. Adanya kepemimpinan yang dipimpin tersebut menimbulkan sebuah masalah terutama dalam hal perjodohan. Hukum yang sifatnya tersirat ini menentukan bahwasanya anak yang berdarah biru harus dijodohkan dengan anak yang berdarah biru.

Nama desa yang memiliki permasalahan tersebut adalah Desa Prabang. Di desa ini tinggallah seorang perjaka yang bernama Raden Sukat, dan Raden Sukat ini telah memiliki pujaan hati yang bernama Raden Gayung.

Ketika keduanya berencana untuk menikah, ternyata niat ini di tentang oleh kedua orang tua Raden Sukat, karena mereka mengetahui bahwa Raden Gayung merupakan wanita berdarah biru dan Raden Sukat tidak memiliki apa-apa. Namun meskipun kedua orang tuanya menentang niat mereka, Raden Sukat Bersikukuh untuk menikahi Raden Gayung dan pada akhirnya ayah Raden Sukat tetap menuruti keinginan Raden Sukat dan Raden Gayung.

Keesokan harinya, kedua orang tua Raden Sukat ke rumah Raden Gayung untuk menyampaikan niat atau lamaran Raden Sukat untuk Raden Gayung. Setelah sampainya di rumah Raden Gayung, ayah Raden Sukat langsung menyatakan niat mereka untuk melamar Raden Gayung.

Namun yang mereka dapatkan hanya cacian dan hinaan dari orang tua Raden Gayung karena mereka memandang bahwasanya Raden Gayung bukan berasal dari golongan bangsawan atau darah biru. Setelah menerima cacian mereka pun pulang dengan hampa.

Sesampainya di rumah, orang tua Raden Sukat melakukan kegiatan biasanya seperti tidak terjadi apa-apa, sang ibu menuju dapur untuk mengolah makanan dan sang ayah mengambil cangkul dan arit untuk pergi ke kebun yang ada di belakang rumah, sedangkan Raden Sukat yang menunggu-nunggu hasil lamaran tersebut tidak menanyakan apa-apa kepada orang tuanya, karena dia sudah mengetahui jawabannya hanya melihat raut wajah kedua orangtuanya yang musam dan tidak ceria.

Semenjak kejadian lamarannya di tolak, Raden Sukat tidak bersemangat seperti biasanya, Raden Sukat seperti kehilangan separuh hatinya karena tidak dapat bersama orang yang ia cintai. Namun hal ini juga dirasakan oleh Raden Gayung, Raden Gayung menjadi murung dan selalu mengurung diri di dalam kamar.

Meskipun rasa kecewa itu masih dirasakan Raden Sukat namun ia masih bisa tabah dan dia memutuskan untuk pergi menegmbara sembari menghibur diri atas masalah yang ia hadapi.

Sebelum berangkat mengembara, Raden Sukat terlebih dahulu meminta izin kepada orang tuanya. Setelah diizinkan oleh orangtuanya Raden Sukat berangkat ke Kotapaan yang hanya berbekal beberapa helai pakaian dan makanan secukupnya.

Di Kotapaan itulah Raden Sukat bertemu dengan Tuan Syekh Balung dan ketika bertemu Raden Sukat tanpa ada rasa segan ia menceritakan kisah hidupnya pada Tuan Syekh Balung.

Selama Raden Sukat menceritakan kisahnya, Tuan Syekh Balung hanya mengangguk-angguk tanpa ada perkataan atau respon apapun, namun ketika Raden Sukat selesai menceritakan kisah hidupnya barulah Tuan Syekh Balung berbicara dan Tuan Syekh Balung menyuruh Raden Sukat untuk tinggal di rumahnya yang berada di puncak gunung Rajabasa.

Dipuncak gunung itulah Raden Sukat diperintahkan oleh Tuan Syekh Balung untuk bertapa selama sembilan bulan dan sembari mempelajari berbagai ilmu (beladiri, pengobatan, agama dan kebatinan), setelah sembilan bulan bertapa dan belajar barulah Raden Sukat diizinkan untuk kembali ke kampung halamannya dan mengamalkan ilmu yang telah didapat.

Di lain tempat, Raden Gayung mengalami sakit karena sudah lama tidak ada kabar dari Raden Sukat. Karena Raden Gayung sakit kedua orangtuanya mencari-cari orang pintar yang dapat mengobati Raden Gayung, namun dari banyaknya orang pintar yang sudah didatangkan tidak ada satupun orang dari orang pintar tersebut dapat menyembuhkan Raden Gayung, bahkan kondisi Raden Gayung semakin parah.

Keadaan yang semakin parah tersebut membuat Raden Gayung tidak bernafsu untuk makan dan ketika tidur Raden Gayung selalu menyebut nama Raden Sukat, dari situlah orangtua Raden Gayung sadar bahwa satu-satunya yang dapat menyembuhkan penyakit Raden Gayung adalah Raden Sukat. Tanpa berfikir panjang ayah Raden Gayung mengutus para pekerjanya untuk membawa Raden Sukat, namun usaha. tersebut tidak pernah berhasil karena orang yang di utus selalu tewas karena binatang buas yang ada di Gunung Rajabasa.

Berita atas sakitnya Raden Gayung terdengar sampai ke telinga Raden Sukat, maka dari itu Raden Sukat berniat untuk mengobati Raden Gayung setelah turun dari Gunung Rajabasa. Namun ada hal yang mengganjal hatinya ketika ia akan pergi ke rumah Raden Gayung yaitu ia takut pelakuan kedua orangtua Raden Gayung dulu terhadap orangtuanya akan menimpa pada dirinya, sehingga Raden Sukat memiliki ide untuk datang diam-diam ke rumah Raden Gayung agar tidak ada yang mengetahui kedatangannya, satu-satunya jalan agar ia dapat mengobati Raden Gayung adalah melalui jalan belakang yaitu dari dapur, namun betapa terkejutnya ia ketia masuk dari dapur dan menuju kamar Raden Gayung ternyata ia dipergoki oleh orang tuanya Raden Gayung.

Ketika itu tidak banyak yang dapat Raden Sukat lakukan ia hanya terdiam seperti patung dan hanya dapat pasrah menerima apapun yang akan dilakukan oleh orangtua Raden Gayung dan bahkan ia akan menerima jika ia akan dibawa ke ketua adat setempat untuk diberi hukuman. Namun siapa sangka ketakutan Raden Sukat tidak terjadi malah sebaliknya, orangtua Raden Gayung mempersilahkan Raden Sukat untuk masuk ke kamar Raden Gayung.

Ketika Raden Sukat melihat keadaan Raden Gayung yang pucat dan kurus, Raden Sukat merasa sedih dan tidak terasa ia meneteskan air mata di kelopak mata Raden Gayung. Anehnya, tetesan air mata Raden Sukat seolah-olah memberikan kekuatan kepada Raden Gayung untuk dapat membuka mata dan dapat mengulurkan tangannya ke arah wajah Raden Sukat.

Singkat cerita, setelah kejadian tersebut, keadaan Raden Gayung semakin membaik seperti sediakala, obat yang paling ampuh adalah kehadiran sosok Raden Sukat bukan obat-obatan yang selama ini diberikan orang pintar. Setelah kesembuhan putrinya, barulah ayah Raden Gayung menyadari bahwa cinta sejati yang tidak terpisahkan dapat mengalahkan segalanya.

Akhir cerita, Ayah Raden Gayung merelakan putrinya untuk dipersunting oleh Raden Sukat, dan waktu pernikahan Raden Sukat mengganti namanya menjadi Syekh Dapur, sebab berkat pertemuannya dengan ayah Raden Gayung di dapur dia akhirnya dapat mempersunting Raden Gayung.